Selasa, 06 Maret 2018

Bintang yang Hilang (Sebelum musim panas #8)

Diposting oleh Aulia Azhari di 12.25 0 komentar
Delapan Hari Sebelum Musim Panas
Sudah hampir beberapa bulan aku menempuh study di kampus ku ini, tapi kehidupan sosial dan pribadiku selalu saja menjadi yang paling tidak menyenangkan. Aku tidak bisa menjadi orang lain yang mudah mendapatkan teman berstatus sosial tinggi di lingkungan kampus. Ataupun tidak bisa dengan mudah masuk kedalam komunitas dan unit kegiatan mahasiswa yang popular disini. Untuk unit kegiatan mahasiswa yang sering diminati anak perempuan dan mudah ditolak jika tidak sesuai kriteria yaitu theater, cheerleader, dan Pavia Choir (salah satu paduan suara terbaik yang ada di universitas pavia). Melainkan untuk anak laki-laki, yang terbaik adalah basketball, Musicpav (komunitas Pavia Music), dan softball. Mengingat komunitas softball aku jadi ingat anak laki-laki itu, yang memberiku minuman dingin di sore menjelang senja kemarin.
"Defining Politics Approach, agatta aku muak" aku membalikan buku keatas kepalaku. Sudah tiga jam lamanya aku berada diperpustakaan untuk menghafalkan tulisan berbahasa inggris ini. karena dua jam nanti akan ada kuis tentang mata kuliah pengantar ilmu politik dikelas ku. Sebentar lagi adalah liburan musim panas, dan kalian tahu ujian tengah semester sudah didepan mata, tapi lihat aku tidak konsen dan sudah muak mempelajari buku cetak berbahasa inggris dan tata Bahasa khas italia yang kadang sulit aku mengerti.
Agatta yang dengan tenang menghafal semua bab bab penting yang akan diprediksi akan keluar pada sepuluh pertanyaan kuis yang akan diberikan oleh dosen tercinta kami Mr. Matthew. Dia pun mengacuhkan ku sedari tadi. Ya aku sangat bosan. Aku pun menghibur diriku untuk berjalan jalan sebentar daripada harus duduk diperpustakaan setelah berjam jam lamanya, tentu tanpa sepengetahuan agatta yang tidak bisa diganggu dari bahan bacaannya.
Kaki ku menginjak koridor kampus ini. Kupandangi mereka mahasiswa universitas pavia yang sedang asik mengobrol dengan temannya dikoridor, adapula yang sedang duduk berdua layaknya sepasang kekasih, dan dari pemandangan koridor lantai tiga ini juga terlihat club sepakbola sedang bermain untuk latihan lomba sepertinya dilapangan tempat aku biasa berlatih marching band. Aku menghirup udara segar ini dengan memejamkan mata sejanak. Saat kubalikan badan ku tepat kearah ruang kelas politica due aku melihat anak laki-laki itu, iya dia yang menemuiku kemarin sore. Langkah kaki ku pun berhenti saat ingin menghampirinya. Dia bersama seorang gadis yang tidak hanya aku yang kenal, semua mahasiswa disini tahu dia. Rosetta adalah kapten cheers yang memimpin club cheerleader, dia cantik dan menawan. tampaknya mereka dekat. Anak laki-laki itu tersenyum saat bersamanya.
"ciao!!" gadis nakal mengagetkanku. Lara mebuyarkan pandanganku terhadap mereka, rosetta dan anak laki laki itu.
"rosetta cantik ya" lara mengikuti arah pandanganku
"iya"
"aku ingin berteman dengannya, tapi aku malah berteman denganmu" gadis nakal ini mengejek ku. Jelas jika dibandingkan, aku hanya dua persen dari seratus persen yang dimiliki rosetta.
"dia juga pemain softball yang hebat" kali ini lara membahas tentang anak laki-laki itu.
"dia baik" jawab ku
"iya, hanya dia yang paling ramah diantara mahasiswa sepertinya terhadap kita, yang tidak terlihat"
"maksudmu?"
"siapa yang tahu kita ada? Kita tidak sepopuler mereka" ungkapan lara membuat ku bergumam. Tidak pantas aku menghampiri dan mencari tahu siapa anak laki-laki itu, karena status sosial kita berbeda jauh.
"sebaiknya ayo kita masuk kelas, aku membuat dua helai roti untukmu" lara menggandeng tanganku menuju kelas politica cinque melewati mereka anak laki-laki itu dan rosetta. Mereka tanpak sedang asik pada dunia mereka sehingga tidak melihat kearah kami yang sudah memperhatikan mereka sejak tadi.
*****
Mr. Matthew sudah membagikan dua lembar kertas berisi soal dan lembar jawaban. Bagaimanapun hasil belajarku diperpustakaan hanya sebagian kecil yang aku ingat. Aku menyenggol pergelangan tangan agatta yang duduk tepat di sebelahku, memberi kode untuk saling membantu menjawab sepuluh pertanyaan kejam ini. Agatta hanya menganggukan kepalanya menandakan persetujuan untuk mebantuku, yeay.
"tokk tokk tokk..."suara pintu kelas berdecit kencang, seseorang sudah membuka perlahan demi perlahan pintu kelas yang bangunannya bergaya eropa ini. Kesunyian yang sudah berjalan tiga puluh menit kini berpaling pada seseorang yang baru saja memunculkan dirinya akibat kesiangan, dia terlambat. Anak laki-laki itu berada dikelasku. Bagaimanapun, aku menjadi lebih semangat, entah mengapa. Apakah karena anak laki-laki itu?
Negosiasi antara anak laki-laki itu dengan Mr. Matthew dimenangkan oleh anak laki-laki itu. Dia diperbolehkan untuk duduk dan mengikuti kuis. Saat dia berjalan menuju mejanya mata kami bertemu, anak laki-laki itu tampak diam sejenak sambil memandang ku dan melambaikan tangan kearahku lalu berbicara Bahasa isyarat yang kubaca dari mulut tanpa suara yang ia ucapkan 'hai kita bertemu lagi'. Aku membalaskan dengan anggukan kepala dan senyum tipis yang aku tunjukan. Bagaimanapun, dia mengingatku. Pertemua sore yang lalu, yang hanya berjalan beberapa menit saja.
Setelah kuis berakhir siswa dikelasku pun berhamburan keluar ruangan. Tetapi aku masih bertindak bodoh di tempat dudukku, aku menepukan kepalaku beberapa kali 'ah yatuhan aku harus bagaimana, dia ada dikelasku' dengan cepat lara langsung menghampiriku sambil berbisik "bagaimana bisa dia menyapa mu hei?!" aku yang hanya menggelengkan kepalaku sambil menutup mataku dengan kedua tanganku, ah memusingkan.
"hester kau ikut tidak?" seorang anak laki-laki yang pernah aku lihat, ya pemain softball dia berbicara terhadap anak laki-laki itu dari bilik pintu kelas. Ternyata namanya hester.
Anak laki-laki bernama hester itu menghampiri sumber suara dan melewatiku begitu saja. Dia berbisik pelan dengan temannya itu lalu mereka pergi menghilang dari bilik pintu kelas.
***
Siang ini aku mulai berlatih marching band bersama teman teman lainnya, tidak jauh dari kami terlihat para pemain softball itu berlatih.
Saat pemain softball istirahat kini anggota marching band mulai menunjukan aksinya ditengah lapangan, aku malu aku gugup mereka memperhatikan kami. Setelah penampilan kami selesai mereka memberi tepukan pada kami, lega sekali. Tapi aku tidak melihat anak laki-laki itu. Dimana hester? Dia tidak berlatih.
Aku merasa kecewa. Dia tidak melihat aku berlatih ditengah lapangan.
Saat pulang aku tidak bersama om alex, karena om alex pergi mengantar nenekku ke rumah sakit untuk cek kesehatan. Aku memutuskan untuk berjalan kaki. Aku berjalan disepanjang gang tua bergaya eropa ini sepi hanya beberapa orang yang melewatinya. Disana terdapat kafe coffee dan penjual koran. Bahkan ada pula nenek nenek yang selalu menyirami tanaman dan bunganya lalu tersenyum kearahku, aku pun membalas senyum kearahnya.
Kini aku merewati jalanan tua dibawah jembatan. Nampak orang orang sudah sibuk pada kesibukannya sendiri sendiri, hanya aku saja yang lewat jalan ini. Didepanku ada seorang nenek tua yang tampaknya kehilangan apel yang ia bawa dari wadahnya. Apel apel itu Nampak bertebaran disekitar jalan, aku pun membantu nenek tua itu karena cukup banyak sekali apel yang berserakan.
"trimakasih nak" ucap wanita tua itu sambil tersenyum kepadaku
"sama sama nek, bagaimana bisa apel apelmu berserakan di jalanan?" tanyaku
"sepertinya wadah ini tidak bisa menampung apel yang terlalu banyak ku beli" nenek itu tertawa sambil kesulitan membawa apel yang sudah terkumpul di dekapan tangannya
"biar pakai totebag aku saja untuk menggantikan wadah yang sudah robek ini nek"
"apakah tidak apa apa? Bagaimana dengan isinya?"
"tenang saja nek, lagipula ransel ku masih bisa menampungnya, jadi biar isi dalam totebag ini aku pindahkan saja kedalam ransel ku, hanya kotak makan dan botol minum saja"
"baiklah, trimakasih banyak ya nak, kau sangat baik" nenek itu menerima tawaranku untuk membantunya. Aku meminjamkan totebag milikku kepada nenek itu untuk menaruh apel apel nya. Kami pun berpisah dipersimpangan jalan. Aku yang tiba tiba terpukau melihat bunga viola bermekaran di persimpangan jalan, aku tergoda menghampirinya karena bunga itu sangat cantik.
Aku pun melanjuti perjalananku untuk pulang. Waktu telah menunjukan suasana malam hari. Tetapi tidak jauh aku melewati sebuah toko roti tua yang masih buka dan terang. Tampak samar samar aku melihat anak laki laki itu, hester. Dia ada ditoko itu memakai pakaian layak pelayan disana. Dia selalu tersenyum, dia terenyum pada pelanggan disana sambil menodorkan sebungkus roti kepada pelanggan itu. Tapi apakah itu benar hester? Aku pun penasaran dan mencoba untuk mengunjungi toko roti itu.
"selamat malam ada yang bisa kami bantu?" pelayan roti itu tampak kaget setelah melihat wajahku, ya dia benar hester, dia tampak senang sekali melihatku datang ketokonya.
"hai kau! Senang sekali malam ini melihatmu, kenapa kau sendirian? Apakah tidak dijemput?" bagaimana dia tahu kalau aku selalu dijemput oleh om alex?! Pertanyaan bertubi tubi yang dia tanyakan mengundang seorang wanita tua keluar dari pintu dapur.
"ada apa hester? Oh yaampun kamu gadis baik itu, akhirnya kita bertemu lagi, silahkan duduk dulu, kamu mau roti apa dan minuman apa? Biar nenek berikan gratis untukmu" wanita tua itu adalah nenek yang aku bantu dipersimpangan jalan saat apel-apel itu terlepas dari wadahnya.
"bagaimana nenek bisa kenal dia? Dia teman ku dikampus nek" ucap hester bingung
"tadi gadis cantik ini membantu nenek dijalan, dia meminjamkan totebagnya untuk menaruh apel yang barusan kamu makan, dia baik sekali" nenek itu kembali membawa sebuah roti dengan choco chips diatasnya.
"makanlah, jangan sungkan" nenek itu mempersilahkan aku untuk mencicipi roti di toko ini
"ini adalah toko milik nenek, semua roti disini nenek yang membuatnya, tentu saja dibantu dengan cucu nenek ini, hester. Nenek tidak punya siapa-siapa disini kecuali hester. Ayah hester adalah orang amerika dan sekarang dia tinggal di amerika bersama dengan keluarga barunya, dan ibu nya hester sudah meninggal sejak hester berusia sebelas tahun. Nenek harap hester dikampusnya tidak menjadi anak yang menyusahkan bagimu ya" jelas nenek, aku terkejut mendengar perkataan nenek, hester adalah orang yang sangat popular di kampus tetapi sisi lain diluar kampus hester adalah seorang anak yang sederhana, dia tidak malu memakai baju pelayan di toko milik neneknya, tidak seperti anak populer lainnya yang pasti tidak mau memakai pakaian pelayan bahkan menjaga toko karena takut ketauan mahasiswa sepertiku ini.
"kau belum menjawab pertanyaanku!" hester nampak membuat mimik wajah ingin tahunya sambil menyilangkan kedua tangannya.
"om alex tidak bisa menjemputku karena mengantar nenekku, jadi aku memutuskan untuk pulang sendiri dengan berjalan kaki" jelasku terhadap hester
"bagaimana latihan mu? Selesai jam berapa hari ini?" tanya nya lagi, aku seperti sedang diintrogasi oleh seorang detektif.
"jam 5 sore" jawabku singkat
"oh sial, sekarang sudah menunjukan pukul 7 malam, bagaimana jika keluargamu khawatir karena kamu tidak kembali kerumah dengan cepat?" dia mencemaskanku, sambil berfikir.
"kau saja yang mengantarkannya hester" ucap nenek kepada hester. Lalu hester langsung membuka serbet pakaian pelayan yang ia kenakan.
"ayo, biar ku antar"
Kami pun keluar dari toko roti milik nenek hester, aku yang membawa barang tambahan yaitu tiga buah roti kismis yang diberikan nenek untuk nenekku dan om alex sudah aku bawa dengan totebag yang dikembalikan oleh nenek nya hester saat meminjan untuk wadah apel.
"maaf ya aku hanya bisa mengantarkanmu dengan sepedaku" hester pun menyuruhku naik ke sepeda nya. Aku hanya mengangguk pelan, sebenarnya aku senang, tidak apa-apa dengan sepeda tua ini asalkan aku bisa berada disebelah hester, seperti saat dilapangan saat senja.
Hester nampak bersungguh-sungguh membawaku pulang tepat waktu, dia menaiki kecepatan goesan tenaganya. Melewati lorong sepi yang diapit dua bangunan tua khas pavia. Orang-orang disini tidak nampak sama sekali, hanya kita berdua saja. Aku memegang erat bahu hester. Angin berhembus sangat cepat, aku memejamkan mataku setelah melewati tepi sungai dengan minimnya cahaya lampu jalan, menghembuskan nafasku perlahan, menikmati kota pavia dimalam hari dengan sepeda dan dengan hester.
Aku menuruni sepeda milik hester setelah kami sudah berhenti didepan bangunan tua ber cat cream ini. Kami sudah sampai, tetapi hester tidak kunjung pergi, aku nampak bingung melihatnya mematung sambil memegangi sepedanya dan tersenyum memperhatikan kearahku.
"sudah masuk sana, aku akan melihatmu, memastikan sampai kau benar-benar masuk" ucapnya menjawab kebingungan ku
Aku hanya tersenyum melihat hester berkata itu, senang sekali rasanya. Entah mengapa.
"trimakasih hester" ucapku kemudian
"aku ingin benar-benar berteman denganmu" hester kembali lagi membuatku kaget. Apakah benar?
"kau bisa hubungi aku jika tidak ada yang menjemputmu, okay? Aku selalu ada ditoko dari petang sampai larut malam" dia melambaikan tangan memberikan salam perpisahan untuk malam ini.
Aku menghempaskan tubuh ini kedalam kebahagiaanku malam ini, dikasur ini aku berguling-guling ke kanan dan kekiri, bagaimana bisa aku sebahagia ini. Berteman dengan hester, bersepeda bersama hester, dan dikhawatirkan oleh hester. Oh tuhan ini bukan mimpi kan? Aku tidak bisa menafsirkan kebahagiaanku sejauh ini. Aku sangat bahagia.

Bintang yang Hilang (Sebelum Musim Panas #10)

Diposting oleh Aulia Azhari di 12.24 0 komentar
Sepuluh hari sebelum musim panas
Sudah hampir sebulan aku menjadi mahasiswa disini. Kalian tahu, tak ada yang sangat spesial. Walaupun terjadi beberapa perubahan dari hidupku. Aku mempunyai empat orang teman dekat. Lara gadis nakal yang pertama kali mengajakku berkenalan di hari pertama aku menjadi seorang mahasiswa. Agatta gadis pemalu yang benar benar sangat pemalu pada orang yang belum ia kenal, sulit sekali mengajaknya berteman. walaupun aku dan agatta sedikit memiliki sifat yang sama tetapi agatta benar-benar menutup dirinya dan benar benar menjadi orang yang sangat pemalu. Kami menjadi dekat karena ulah lara yang terpaksa mengancam agatta. Ancaman itu kini tidak ada artinya bagi agatta karena semakin nyamannya dia bergabung dalam persahabatan aku dan lara hingga saat ini. Dan chen,  seorang laki laki berdarah asia ini punya hobi menjadi seorang detektif, dia bisa memecahkan sebuah masalah tanpa orang lain ketahui, dan dia sangat kutu buku, matanya yang sipit dengan kacamata tebal yang melekat diwajahnya membuat kami, em maksudku aku lara dan agatta mendekatinya, karena saat matakuliah mrs. Tilda hanya chen yang menguasai mata kuliah itu. Kita sebagai seorang wanitia memainkan akal pintar untuk memanfaatkan cowok berdarah asia ini. Kebiasaan kami mendekatinya kini beralih fungsi, kami benar benar menjadi teman baik chen sampai saat ini. Dan javer cowo tampan yang mau bergabung di kelompok bermainku. Entah ada angin apa javer lebih memilih menjadi teman kami dibanding kelompok pria populer pimpinan 'leonardo robertas' sosok laki laki tampan dan sangat terkenal di kampusku ini yang wajahnya sangat setara dengan wajah javer. Javer tampan, cerdas, body goals, dan memiliki banyak penggemar wanita. Tetapi dia tetap ingin bergabung dengan kelompok bermain seperti aku lara agatta dan chen. Jadi seperti inilah teman teman kelompokku, tidak menonjol dikalangan anak kampus dan tidak bersinar pula, walaupun hanya javer yang benar benar berbeda. Tapi aku cukup bangga mereka bukan lah orang orang yang lulus dari SMA ku. karena pasti orang-orang akan melebelkan kami sebagai pecundang jika kami bersekolah di SMA yg sama seperti SMA ku. Karena tentu saja aku dan teman-teman sekolahku sangatlah payah.
Sudah beberapa hari yang lalu mrs. Vedette menyuruhku menggantikan paola menjadi seorang pemain snare di marching band kampus. Mrs. Vedette sudah membaca semua cv yang ku ajukan saat penerimaan mahasiswa baru. Entah aku menulis pengalamanku menjadi seorang anggota marcing band saat aku berada di sekolah dasar dan mrs. Vedette masih tetap memilihku untuk menggantikan paola di perlombaan antar kampus oktober nanti. Paola adalah salah satu pemain snare drum dari jurusan ku, dan kabarnya dia mengalami kecelakaan akhir pekan lalu sehingga membuatnya harus tinggal di rumah sakit selama beberapa bulan kedepan. Sedangkan aku adalah seorang battery yang bertugas memimpin tempo permainan dengan memainkan alat musik perkusi. Lebih tepatnya aku bagian snare drum. Sekarang ini sampai paola benar benar pulih.
Pukul 14.30 tepatnya aku melaksanakan kegiatan latihan marching band yang menjadi rutin dikehidupan seorang astley. Sudah tiga hari yang lalu lapangan kampus membagi tempat untuk para pemain marching band dan para pemain softball yang juga akan mengikuti lomba tidak lama lagi. Dan kau tahu, para pemain softball itu menjadi tontonan segar ku, mereka sangat tampan, berlari cepat demi memperebutkan sebuah bola. Ya memang sudah menjadi hal yang biasa melihat orang orang tampan di kampus ini. Karena melamunkan para pemain softball, Mr. Lucio memarahi ku karena tidak konsen karena memang penyebabnya karena aku sedang melamunkan para pemain softball itu. Maaf pak, pemandangan ini tidak boleh dilewatkan dalam jarak yang sangat dekat seperti ini. Ini kesempatan. Tetapi hukuman tetap berjalan bagi pemain marching band yang ketahuan sedang tidak memperhatikan sehingga irama marching band terdengar false sekali dan ketahuan siapa yang membuatnya menjadi false. mati aku.
Aku berlari keliling lapangan untuk menjalankan hukuman. Malu, iya. Karena harus mengelilingi para pemain softball dan pemain marching band dalam satu lapangan. Ah mau ditaruh dimana wajahku ini. Seketika aku menjadi payah didepan mereka.
Kuhempaskan tubuhku pada rerumputan yang tumbuh di sisi lapangan kampus ini. Jadwal latihanku selesai. Jadwal hukumanku pun selesai. Teman temanku sudah berganti pakaian dan siap untuk kembali kerumah masing-masing. Ya, Aku masih sangat lemas untuk beranjak dari rumput ini setelah lari enam kali putaran. Matahari sudah mulai terbenam, kehidupan kampus sudah mulai sepi tetapi tubuh ini tidak bisa bangkit lagi, sungguh benar benar sangat melelahkan. Aku berniat istirahat sebentar. Ya lima menit saja astley.
"Graciass" suara seseorang terdengar begitu dekat. Anak laki laki yang sering kuperhatikan itu. Bukan dia, tapi tim nya. Salah satu pemain softball kini berada sangat dekat denganku. Dia duduk disampingku sambil melihat pandangan yang kosong kedepan.
Aku segera bangkit dan kembali menjadi itik buruk rupa yang benar benar bingung untuk melakukan apa saat disapa laki laki tampan seperti ini dengan jarak yang hanya 7 sentimeter.

"Ha-hai" sapaku dengan wajah yang benar benar tidak yakin hingga terbata batah.
Dia menyodorkan ku sebuah minuman dingin. Apa ini yang sebenarnya terjadi?
"Aku tadi melihatmu berlari beberapa putaran di lapangan, minum ini agar tidak lemas" sahutnya dengan menyelipkan sebuah senyuman simpul.
"Aku?" Akan aku yakinkan untuk kedua kalinya
"Iya, ambil" sahutnya dengan pandangan yang masih lurus kedepan.
"Setiap kebijakan yang dilanggar pasti ada sanksinya, hmm" dia berbicara monolog lalu bergumam
"Politik?" Tanyanya padaku hingga aku kaget karena tampangku yang sedang berfikir panjang apa yg dia katakan barusan
"Eh iya" sahut ku
Tiba tiba handphone di saku celanaku berdering sepertinya ini adalah panggilan masuk dari om alex.
Ya om alex sudah menungguku di luar gerbang kampus. oh tidak bagaimana ini aku harus bicara apa untuk berpamitan padanya, oh tuhan tolong berikan alasan agar aku bisa berbicara lantang dan jelas pada laki laki yg ada di sebelahku ini bahwa om alex sudah menunggu ku.
"Sudah hampir malam mungkin keluargamu datang untuk menjemputmu" aku sontak terkejut dia seperti bisa membaca isi pikiranku yg sedang kucemaskan ini.
"Kau boleh pergi, ciao" dia tersenyum manis dan melambaikan tangannya padaku yang masih duduk di sebelahnya. Tentu responku saat ini adalah lari. Bodoh. Aku meninggalkan dia begitu saja tanpa mengeluarkan kata kata penutup yg manis. Dan aku pun tidak bertanya siapa namanya.


Bintang yang Hilang (Sebelum Musim Panas #40)

Diposting oleh Aulia Azhari di 12.22 0 komentar
Empat puluh hari sebelum musim panas
Setelah liburan kelulusan ku berjalan membosankan dan cukup lama sekali. Hari ini Pukul 6.15 aku sudah rapih dengan pakaian casual ciptaan ku, ya! Ini hari pertamaku menjadi mahasiswa. Ah rasanya mungkin sangat menyenangkan pasti dikampus nanti. Sebenarnya pukul 7 pas aku sudah harus ada disana tetapi karena ini hari pertama ku aku harus menyiapkan segalanya lebih awal. Ripped jeans yang sudah ku persiapkan menghiasi kakiku yang menjulang disertai sepatu converse berwarna putih kusam yang ku kenakan untuk melindungi telapak kakiku dari teriknya matahari dan dari dinginnya angin pavia. Kaos oblong berlengan pendek yang aku sepadukan dengan syal tipis berwarna salem dan sudah kuikatkan di leherku. disertai mantel untuk menghindari cuaca yang sedang labil ini, kadang angin yang berhembus sangat dingin, kadang matahari yang terjaga sangat terik sekali. Rambut coklat ikalku yang seganja kuikat satu membuat wajahku merasa fresh di cermin. Oh kurang beberapa polesan di wajahku. Aku tidak biasa memakai bedak karena kulitku sudah tergolong dalam kulit yang lumayan dalam golongan ras kulit putih. Tidak putih tidak hitam tidak kuning langsat ya lumayan putih dan sedikit kuning langsat. Pasti kalian bingung. 
Aku hanya memakai lipbalm yang sengaja ku beli berwarna agar saat aku pakai tetap melekat warna pink muda di bibirku. Bibirku tidak tebal tapi sedikit tipis jadi lebih baik dipoles sedikit dengan lipbalm. Dan mataku yg seperti mata kucing kalian tahu ujung mataku benar benar seperti mata kucing lancip kedalam entahlan membuatku nampak spesial karena terlihat belo dan tidak begitu menyeramkan. Tidak akan aku apa apakan bagian mata ini. Daguku ini sedikit lancip karena aku kurus rahang pipuku sangat terlihat apalagi saat aku sedang tertawa daguku terlihat sekali lancipnya dengan terlihatnya kedua rahang di samping area daguku, kata orang manis tapi ah sudah aku tidak pede aku menutupi kemanisan yang orang bilang dengan kacamataku saat itu karena aku tidak pede. Sekarang aku tidak memakai kacamata aku ingin memperlihatkannya bahwa aku ingin tampil apa adanya. semoga hal baru terjadi padaku.

"Sayang ayo keluar sarapan dulu nenek sudah memasak makanan kesukaanmu" tiga ketukan di balik pintu kamarku dan teriakan kecil yg lemah dari seorang wanita tua yang kira kira sudah berumur 65 tahun itu.
"Nanti jemput aku jam 3 ya om alex" aku turun dari mobil tua milik om alex. Angin berhembus kencang kearahku setelah kaki ku benar benar kuinjakan di depan gerbang kampus baruku. Lalu om alex pergi dengan mobilnya diakhiri kedipan matanya yang menunjukan setuju. Ya! Ini waktunya aku beraksi. Eh, maksud ku harus tampil percaya diri karena ini kampusku yang baru.
Setelah berjalan melewati gerbang ada seseorang yang tiba tiba menyenggol bahuku sehingga aku sedikit tergoyah. secara refleks aku ketakutan karena kejadian tadi. Ya dia laki laki, tubuhnya sedikit tinggi dariku lumayan tampan lah dan "eh, maaf maaf kaget ya, gak maksud kok, kirain lucy ternyata salah orang" dia baik.
"Oh iya saya marcel" dia nyengir lalu menjulurkan tangannya dihadapanku gadis polos yang masih bingung akan hal baru apa ini yang sedang terjadi kepadaku.
"Marcel ayo cepet lah!" Teriak seorang cowok yg memakai headphone dikepalanya sambil memainkan video games dengan menyender ditembok bangunan yang jaraknya beberapa meter dari kami.
"Eh iya, yaudah sampe ketemu lagi ya" ucap laki laki bernama marcel kemudian hendak berlari meninggalkan aku sebelum kuberhentikan langkahnya. Hal gila!
"Eh, Maaf, papan pengumuman dimana ya?" Keluar sepatah kata dari mulutku kuberanikan, yang dari tadi hanya diam dengan tampang cengoku memikirkan kejadian apa ini.
"pasti mahasiswa baru ya? Kamu bisa lurus aja nanti belok kiri papan pengumumannya ada di dekat ruang roster" lagi lagi dia, baik. Senyum. Ramah. Tampan. Dan aku itik buruk rupa yang sangat ketakutan. Tidak kenal siapa-siapa.
"Eh, iya. Makasih ya" ucapanku masih terbatah batah seperti orang linglung. Kami sama sama meninggalkan tempat kejadian hal baru yang aku alami beberapa detik setelah aku putuskan untuk berjalan cepat meninggalkan tempat itu. Tanpa senyum balik padanya. Karena dia langsung lari. Mungkin aku menakutkan. Ya, mungkin.
Aku mencatat semua mata kuliah yang aku ambil, ya di jurusan ilmu politik ini di depan papan pengumuman universitas pavia.
Lantai 3. Ruang ke 3 dari sebelah kanan anak tangga bagian barat. Dan aku sangat capek karena lantai 3. ya ini kelas pertamaku kelas pengantar ilmu politik. saat aku membuka pintu ah rasanya aku mau mati saja tepukan kedua yang membuat refleks tubuhku terkaget dan ketakutan.
"Hai! Aku lara mahasiswa ilmu politik juga semoga kita bisa berteman baik ya!" Gadis yang terlalu riang itu mengagetkan ku berbicara cepat dan terlihat sangat senang
"Oh demi tuhan.....dia cantik sekali!" Teriaknya sedikit histeris didepanku sampai aku bingung berbicara sama siapa sebenernya orang ini.
"Astley Aurora" dia membaca tulisan yang ada di binder yang ku bawa sejak mencatat jadwal mata kuliah dari papan pengumuman.
"Cantik!" Serunya lagi.
Sejak percakapan tadi kini semua orang melihat kearah kami. Aku menjadi itik buruk rupa lagi yang terkejut akan hal baru macam apalagi ini yang menimpaku!
Astley Aurora adalah namaku. Tidak panjang dan tidak mudah diartikan. Aku hanya tau arti aurora saja, ya mungkin artinya indah karena menurutku sama saja dengan fenomena alam yang disebut aurora yang muncul di wilayah selatan. Indah menurutku. Sejak kecil aku pernah menanyakan arti namaku pada orang tuaku, dan mereka tidak tahu. Mungkin, orang tuaku benar benar lupa saat itu.

Bintang yang Hilang (Sebelum Musim Panas #50)

Diposting oleh Aulia Azhari di 12.20 0 komentar
Lima puluh hari sebelum musim panas
Hari ini adalah hari kepindahanku kerumah nenek. Setelah hampir dua minggu yang lalu ayah mengurus kampus ku yang baru yang tentu saja aku yang sudah beranjak menjadi mahasiswa membuat ayah kerepotan. selalu bolak balik torino - pavia setiap beberapa hari. Rasanya memang baru pertama kali aku akan pergi meninggalkan mereka. Adik laki-laki ku yang masih duduk di elementary school atau sebut saja sekolah dasar ini menjadi salah satu penyemangat mereka setelah aku memutuskan untuk tinggal dirumah nenek untuk empat tahun kedepan.
"Ibu pasti merindukan kamu ka"
sepatah kata itu membuat ku berfikir tetapi tidak membuatku nangis bombay karena perpisahanku dengan mereka. Fakta mengatakan 'torino - pavia itu jaraknya jauh banget'. Kalian tahu ini menjadi kesempatanku pergi dari dunia murungku selama bertahun tahun karena tidak mempunyai teman dan aku ingin mendapatkan hal yang baru disana. Sesuatu yang benar benar baru, oh sungguh semoga saja terjadi padaku.
Aku memutuskan untuk menelfon mereka setiap minggu untuk memberitahu kabarku pada mereka. Dan disaat renggangnya hari libur aku pasti akan memutuskan untuk berkunjung kerumah jika ada hari yang benar benar tidak sibuk. Kuharap ada.
Magenta terjatuh dari tumpukan kardus yang dibawa ayah, oh kasihan sekali. Magenta adalah boneka elmo berwana merah yang diberikan ibuku saat aku umur 4 tahun. Memang warnanya merah tapi aku suka warna magenta sehingga aku memberi nama nya magenta takpeduli warna asli boneka itu yg penting aku suka warna magenta. Aku membantu kedua orang tuaku menuruni barang barangku dari mobil SUV yang kini terparkir didepan rumah tua sederhana yang benar benar minimalis dan asri sekali walaupun sedikit kusam. Disetiap detail bangunan rumah bertingkat tiga ini terdapat beberapa jenis bunga yang merekah dan tumbuh hijau melengkapi keindahan rumah tua ini. Ya ini rumah nenekku hanya kurang lebih berukuran cukup besar untuk tiga orang. Dua kamar berada di kedua sisi pintu satu rumah yang bercat putih tua yang sudah kusam dengan gorden kecil yang berada di balik pintu untuk menutupi kaca yang terlihat dari dalam. Dengan cat yg serba putih krem yang sudah usang membuat rumah ini tampak terlihat sangat istimewa. Dindingnya yang terbuat dari bata yang kokoh dicat putih yang warnanya sudah luntur menjadi kusam menghiasi rumah ini jika dilihat dari luar. Halamannya yang tidak luas tapi cukup untuk dua parkiran mobil yang berjejer didepan bangunan ini. terdapat lampu taman dan satu bangku taman beberapa senti meter dari pintu rumah dihiasi akar akar tanaman serta bunga lily yang mekar disalah satu akar tanaman tersebut. Nenek suka sekali menanam bunga terlihat di setiap jendela di bangunan tua tiga lantai yang penuh dengan tanaman. Tempat ini akan menjadi tempat tinggalku tiga tahun kedepan. Betah sekali pasti. Ya pasti. Semoga saja. Dan hari ini adalah hari pindahanku yang cukup lumayan mengharukan.

Bintang yang Hilang (Sebelum Musim Panas #90)

Diposting oleh Aulia Azhari di 12.19 0 komentar
Sembilan puluh hari sebelum musim panas
Aku meringis kesal dan terlihat putus asa entah akan jadi apa aku nanti setelah aku lulus dari bangku sekolah menengah atas ini. Reputasi ku di sekolahku terlihat amat tentram dan damai disekolah. Wajar saja orang macam apa yang mau mendekatiku. Eh, maksudnya aku bukanlah tipe orang yang mudah bergaul sehingga sulit bagi teman teman disekolah ku untuk dapat berteman baik padaku. Alasanku menjadi orang yg tertutup disekolahku adalah (1) siswa di sekolahku adalah siswa yang menjunjung tinggi nilai agama mereka masing-masing sama seperti prinsip dari sekolahku ini sehingga cara berteman setiap orang sangat berhati-hati. Aku salah satu siswa yang tergolong jenis pengakuan itu, aku terpaksa karena sifatku yang takut atau biasa dibilang tidak mudah akrab dengan orang lain membuatku sulit mendapatkan teman. (2) sudah tertera diketerangan pertama kalau sekolahku adalah sekolah yang berlandaskan dan berprinsip agama yang sangat kuat sehingga sangat ketat pergaulan dan pengawasan disini, tidak bukan sekolah jenis boarding school tetapi lebih tepatnya yayasan seperti sekolahan yang diceritakan di film carita de angel. Sehingga siswa disini lebih dikenal sebagai siswa yang alim dan tidak pecicilan dan lebih mementingkan otaknya daripada pergaulannya, dan (3) kalian tahu di sekolahku banyak redneck atau kracker, istilah redneck atau kracker ini terlahir dari julukan anak anak yang berleher merah karena kebanyakan bekerja dibawah sinar matahari. Mungkin karena mereka adalah penduduk asli sini yang selalu rajin membantu orang tuanya bekerja, mungkin. Dan istilah ini juga diartikan sebagai orang yang gaptek, minimnya pengetahuan walaupun tidak parah banget tetapi tetap kebanyakan dari mereka terlalu banyak ketinggalan pembaruan zaman, Istilah ini dari orang amerika semua orang tahu, kecuali si redneck atau kracker ini. Jujur aku menyesal bersekolah di SMA ini sehingga aku memutuskan untuk menjadi pribadi yang tertutup yang lebih menginginkan kehidupan anak anak SMA diluar sana. Aku selalu mendengar cerita teman-temanku sebelum dua tahun yang lalu aku pindah kesini. Dia bercerita bahwa dia seperti ratu disekolahnya, teman temannya baik, teman temannya peduli, dia dan teman temannya selalu hangout kesana kesini, bebas berpacaran dan melakukan hubungan seks dengan teman temannya, tidak ada aturan, tidak ada agama sebagai penghalang. Ah sepertinya asik! Aku ingin mencari teman seperti itu tetapi tidak disini, di SMA ku diwajibkan memakai seragam yang benar-benar tidak bebas dan siswa siswi disekolahku ini terlihat 180 derajat berbeda dengan kata populer diluar sana, ya, jatohnya malah inilah roda penderitaan. Tetapi yang menjadi bencana bagiku adalah aku siswa yang baru lulus SMA tahun ini tergusur dari nilai siswa yang mendaftar di universitas ternama di italia. Sungguh! Aku tak tahu harus bersekolah dimana untuk merubah reputasiku yang buruk di SMA. Saat aku mendaftar tadi nilai ku benar benar tidak dibilang kecil lumayan lah istilahnya, sehingga aku memberanikan diri mendaftar di torino university, ya torino adalah tempat tinggalku sekarang kota industri yang ramai di italia. Dua tahun yang lalu aku pindah dari venice ke torino karena perpindahan kerja ayahku, ayahku adalah warga kebangsaan italia dan ibuku adalah warga kebangsaan indonesia. Mimpi buruk setelah aku pindah ke kota ini adalah pemilihan sekolah ku, sekolah SMA ku yang sangat kuno itu. Kotanya memang indah sekali tetapi SMA ku tidak indah. Setiap saat aku mengecek kedudukanku, aku masih mendudukin urutan ke 20 dari 100 siswa yang mendaftar di universitas ini. Tapi sekarang? Setelah selisih satu jam aku mengecek lagi sekarang namaku sudah hilang dari daftar laman torino university. Ya aku ditolak. Aku tersisihkan dari kurang lebih 500 pendaftar.
Aku sudah putus asa, benar benar putus asa!

"Yaudah kalo gitu kamu langsung cari yang lebih deket deket disini aja ka" ayahku menebak tekukan wajahku di saat makan malam
"Tapi kan yah yang deket rumah kita emang ada? Jauh banget yah yang aku mau mah" ucapku merengek
"Yaudah yang dekat dekat saja, atau mau lanjut di yayasan SMA mu saja? Disana juga ada universitasnya nya kan?" Tidak tidak! Untuk kali ini aku tidak ingin bersekolah di sekolah itu lagi, entahlah aku serasa kikuk, tidak bebas sama sekali disana.
"Nenek nawarin kamu buat tinggal dirumahnya tuh ka, coba kamu cari cari universitas di daerah pavia siapatau ada yg srek nanti kamu bisa tinggal dirumah nenek, dan katanya lagi om alex mau anter jemput kamu kalo kamu sekolah disana" neneku adalah janda beranak empat. Suaminya atau kakek ku sudah lama meninggal karena sakit. Ketiga anaknya sudah menikah salah satunya adalah ayahku dan tinggal om aku, anak terakhirnya yang masih tinggal dirumah nenek. Mereka berdua tinggal seatap. memang terasa sepi bagi nenek kalau cuma berdua saja, apalagi om alex adalah orang dewasa berumur 26 tahun yang belum menikah yang masih suka kelayaban main dengan kawannya jika bosan dirumah. Nenek selalu mengajak cucu cucunya untuk berkunjung kerumahnya didaerah pavia,italia. Lebih tepatnya kota tua yang tidak seramai kota ku ini. Pavia adalah sebuah kota kecil di Italia utara yang terletak hanya 30 km sebelah selatan dari Milan, dengan kereta regional dan pinggiran kota, setiap 10 menit. Pavia juga mudah dijangkau dari perbatasan Swiss, Como dan danau serta Genoa dan pantai Liguria. Kota ini didirikan pada zaman Romawi, itu adalah ibukota Kerajaan Lombardia selama lebih dari dua abad dan warisan menarik ini jalan-jalan sempit, gereja-gereja kuno, bangunan elegan tetap utuh dan hari hidup dan malam dengan remaja yang menikmati poin pertemuan favorit mereka. Begitu yang kudengar dari cerita ayah yang lalu.

Mengingat kata pavia aku tergiur oleh satu universitas disana yg mendudukin rangking 200an didunia, tidak buruklah di italia. Bangunan dengan aksen kastil yang besar itu membuatku nampak tertarik. dengan semangat dan berteriak, aku mengagetkan seisi orang di ruang makan "ya! Aku mau sekolah dipavia, aku mau sekolah di universitas pavia!" Ucapku sedikit dengan nada berteriak karena mendapat pencerahan. Dari pencerahan itulah kehidupanku berubah 180 derajat.

Aku akan menceritakan perubahan 180 derajatku dengan bahasa indonesia, karena kalian tahu, orang orang yang terlibat dalam perubahan hidupku memiliki aksen ke khasan bahasa italia mereka yang tentu saja sulit sekali untuk dicerna jika aku menuliskannya dengan bahasa italia.
Kota Torino, tempat aku dan orang tuaku tinggal
Kota Pavia, tempat neneku, om alex, dan aku akan tinggal


Kota Pavia, tempat neneku, om alex, dan aku akan tinggal

Kota Pavia, tempat neneku, om alex, dan aku akan tinggal


Universitas Pavia, tempat aku akan bersekolah nanti

Universitas Pavia, tempat aku akan bersekolah nanti

Ilmu Perpustakaan unpad? yuk coba simak dulu

Diposting oleh Aulia Azhari di 11.16 0 komentar



HALLOOOO!

udah lama banget gak nulis lagi di blog. terakhir kapan ya.... pas SMP HAHAHA. karena udah 6 tahun yang lalu gak nulis lagi, kali ini gue mau share tentang kuliah gue nih. heeee skrg udah kuliah acuu:)
jadi, dulu sebelum gue kuliah gue sempet nulis beberapa tulisan di blog ini, terakhir nulis tahun 2012 hehe. masa-masa smp ya kalo gasalah. lanjut SMA kayaknya udah lupa sama blog ini huhu, trus sekarang sampai kuliah baru inget punya blog yang udah berdebu, maafin ya. sekarang gue mau share topik yang akan gue angkat dari judul tulisan ini sesuai pengalaman gue yaa. biar lebih santai nulisnya jadi pake gue guean gapapa ya hehe. okedeh cus!

Jadi temen-temen disini, siapa sih yang gak tau fikom unpad? waaaaaa impian banget bisa masuk fikom unpad ya! acu udah semester 6 jadi mahasiswa fikom unpad neeh, gak kerasa huhu:(

Fikom itu singkatan dari Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad. Denger desas desus dari orang-orang masuk sini tuh susahh nya naujubileh. Dari seluruh pelosok pasti mau nya ke fikom, lulusan fikom unpad ini memang udah menjamin masa depannya mau jadi apa, apalagi untuk jurusan terfavorit nya ilmu komunikasi, saingannya udah sampe 5000an, tapi diterimanya ratusan, emang agak nyesek sih.
Tapi tapi kalian jangan pesimis dulu! Kadang acu kalo mengenang masa masa SMA dulu yang SMA nya jauh dari peradaban, alias di kabupaten terpencil, kabupaten bekasi suka punya mimpi yang tinggi banget pas mau ngisi snmptn jaman dulu, sebelumnya pernah ada conversation gini nih jaman jaman SMA

Temen gue : “eh lo mau ambil jurusan apa nanti kuliah?”
Gue : “mau ilmu komunikasi unpad”
Temen gue : “gila lo saingan nya aja banyak banget nilai rapot lo pas pasan”
Gue : “tapi pengin kerja di stasiun tv pengin ilmu komunikasi unpad”
Temen gue : “aduh sekolah kita mah kaka kelas tembus unpad aja cuma sebutir dua butir doang apalagi lo mau tembus komunikasi unpad”

Jujur pesimis banget dibilang gitu ya! Tapi tapi.......gue gak nyerah gitu aja, gue nyari jurusan yang paling gampang masuk sana tuh apa, dan gue nyadar juga emang di sekolah gue yang jauh dari yang namanya ‘kota’, itu kaka kelas yang masuk unpad tiap tahun Cuma 1-2 orang doang mau itu snmptn atau sbmptn, sedih bgt yak:(

Waktu jaman gue kelas 3 SMA unpad buka 1 jurusan baru di fikom + 2 jurusan pecahan dari ilmu komunikasi, singkat aja ilkom. Dulu gue gak tau fikom itu apa dan apa bedanya sama ilkom (ilmu komunikasi). Fikom itu fakultas nya, fakultas yang menaungi beberapa jurusan yang ada di fakultas ilmu komunikasi (FIKOM). Di fikom itu ada beberapa jurusan yang emang udah favorit lhoo,
1.    Ilmu komunikasi
2.    Hubungan masyarakat
3.    Ilmu informasi dan perpustakaan
4.    Jurnalistik, jurusan ini adalah jurusan pecahan dari ilmu komunikasi
5.    Manajemen komunikasi, ini juga pecahan dari ilkom loh waktu tahun acu
6.    Tv&film, nah ini jurusan baru cuyyy

Gue mau cerita dulu ya perjuangan gue waktu detik detik pengumuman sampe masuk jurusan yang gak nyangka banget di fikom. Gapapa ya, dengerin ya, luv u all.
Yaaa, jadi dulu gue masuk fikom lewat jalur snmptn huhu gak nyangka bgt.....the only one yg masuk unpad dari sekolah gue waktu tahun gue, mau dari snmptn sampe sbmptn gak ada yg tembus, Cuma acu. Terharu, padahal rapot sama nilai un bener bener pas gak bisa ditawar lageeee. Tapi alhamdulillah bgt bisa lolozzz. Lanjutt

Waktu itu gue antara pesimis sama enggak buat pilih jurusan, trus gue nemuin jurusan yg emang peminatnya sedikit banget di unpad (Waktu tahun gue loh ya, gak tau kalau sekarang jurusan itu apa kabar) yaaaa jurusan itu adalah sastra rusia dengan peminat 120an, gue dibutain sama unpad dulu, gimana pun caranya gue harus masuk unpad. Padahal pilihan jurusan kita bakal ngaruh banget sama pola belajar kita kedepannya, ada yang stress karena salah pilih jurusan, ada yang putus kuliah karena terlalu nyaman sama lingkungan diluar perkuliaahan, ada yang hobi nya tipsen mulu karena males sama matkul nya, pokoknya ada ada aja kejadian kalo salah pilih jurusan, gak akan nyaman kedepannya.

Cuss, karena sastra rusia itu diluar dari keinginan terbesar gue buat masuk fikom unpad akhirnya gue cari tau lagi, dan ketemu itu tiga jurusan yang baru dibuka di unpad waktu tahun gue, tvfim yg dimana jurusan baru, jurnal dan mankom yg dimana jurusan pecahan. Niat awal mau ambil tvfim karena itu jurusan baru kan jadi gue pikir peminatnya masih ya secuil lah. Awalnya mau ambil tvfilm sama sastra rusia, tapi karena sastra rusia masih sangat ragu gue rada tertarik nih sama jurusan di fikom yaitu ilmu informasi dan perpustakaan.

Waktu gue cari tau jurusan ilmu informasi dan perpustakaan atau sering disebutnya ilpus. Ini jurusan lumayan juga matakuliah dan keberadaannya (salah satu jurusan di fikom) akhirnya gue memutuskan untuk ngisi snmptn ilpus dan tvfilm. Jurusan di ilpus ini waktu tahun gue peminatnya ada 1500an. yg diterima 120an, lumayan lah banyak. Sedangkan 3 jurusan yang baru dibuka itu masuk belum ada keterangan di web snmptn peminat tahun lalu berapanya jadinya acu pilih ilpus aja cari aman, daripada jurusan lain. Woaaaa gak nyangka ternyata kepilihnya di ilpus. Setelah hampir setahun kuliah di jurusan ilpus, gue iseng buka peminat jurusan di fikom yg ada di snmptn, ternyata waktu tahun 2015 (tahun gue) peminat ilpus tuh masih tetep 1500an  dan bayangin peminat tvfilm itu 4000an hampir kayak peminat ilkom, daebak. Pantes gak diterima dulu, soalnya acu taro di pilihan ke dua tvfim hehe.

Waktu gue masuk ilpus gue rada pesimis apalagi pas temen-temen gue denger gue masuk unpad tapi jurusannya ilpus. Banyak yg nanya, mau jadi apa masuk ilpus, mau jadi ibu-ibu jaga perpustakaan? Gitu mulu pertanyaannya. Trus gue ragu gitu, tapi mau gimana lagi udah ketrima, jalanin aja gitu. Azeeek
Setelah awal semester baru, wagila seeeh mata kuliah awalnya gak ada ilpus ilpusan. Tebak dong ilpus ini belajar matakuliah komunikasi kayak pengantar ilmu komunikasi, fotografi sama basic dasar pelajaran SMA ada juga sih ilpusnya kayak pengantar ilmu perpustakaan doang. Gue jadi makin giat aja kan masuk ilpus. Pas matkul semester 2 disini gue juga ketemu matakuliah yang beraneka ragam gue belajar public speaking. Yak mata kuliah jurusan hubungan masyarakat. Semester selanjutnya, gue lupa urutannya gimana. Pokoknya mata kuliah yang gue dapet diluar seputar ilpus tuh ada :
1.    Pengantar ilmu komunikasi
2.    Komunikasi antarpribadi
3.    Public speaking
4.    Fotografi
5.    Komunikasi organisasi
6.    Dasar dasar logika
7.    Public relation (matkul ini seru banget, jadi kayak disuruh bikin acara gitu satu kelas, acaranya bebas mau tentang seminar, musik, film dll. Kalau yang datangnya banyak berarti berhasill)
8.    Kewirausahaan
9.    Dan masih banyak lagiii haduu bisi panjang ini teh

Selain mata kuliah diatas adajuga matakuliah dari ilpus yang emang enakeun (enak gituu) berasa gak salah pilih jurusannn hehe. gue paling suka klasifikasi kayak menghafal nomor nomor dari 000-900 perkategori, gampang kokkkk ada bukunya gitu, bisa dihafal bisa juga dipahami, pokoknya jurusan ini selow parahhhh. Pokoknya di ilpus ini belajarnya masih seputar fikom dan pelajaran-pelajaran ilpus, kayak :
1.    Pengantar Ilmu Informasi & Perpustakaan
2.    Kebijakan Informasi
3.    Literasi Informasi dan Media
4.    Teknologi Komunikasi dan Informasi
5.    Manajemen Institusi Informasi
6.    Sosiologi Informasi
7.    Dokumentasi Informasi
8.    Sistem Jaringan Informasi
9.    Desain Database
10.  Masi banyak lagiiiiii.

Heran gak semua matakuliah pake kata ‘informasi’? jadi jurusan ilmu informasi dan perpustakaan ini lebih menjunjung nilai informasinya, sehingga nggak heran lulusan ilpus unpad ini banyak yang jadi ahli informasi atau information specialist di perpusahaan perusahaan besar. Selain itu kalau kalian ingin kerja di penerbitan atau di bagian media lainnya stasiun tv pun bisa! Karena ilmu perpustakaan ini berada dinaungan fakultas ilmu komunikasi. Jadi ilpus unpad ini belajar semua mata kuliah basic dari jurusan yang ada di fikom lhoo. Sekarang acu udah semester 6 jadi lebih deket ke senior yang udah pada lulus dan sukses. Rata-rata senior ilpus yang udah lulus pada kerja dibagian information specialist, document controller di salah satu instansi hukum, arsiparis di perpushaan-perusahaan (yang me-manage arsip-arsip perusahaan), di kementrian pun ada, bahkan jadi wirausahawan juga ada lho! Huhuhuhu nih jawaban buat kalian yang suka nanya lulusan ilpus mau jadi apa.

 Selain ilpus masih dikategorikan “peminat yang cukup rendah” rendah disini bukan karena paling sendikit di unpad, tetapi peminat yang tidak terlalu besar seperti ilkom dan bukan terkecil. Di fikom aja paling sedikitnya 1500an, di fakultas ilmu budaya yang menaungi sastra masih ada peminat terendahkan 300an, fisip atau fakultas ilmu sosial dan politik juga masih memiliki nilai terendah sekitar 500an. Kalau dilihat dikalangan soshum fakultas ilmu komunikasi emang favorit banget di unpad karena punya peminat yang besar mau itu terbesar dan terendah tetap yang paling unggul di unpad. Jadi buat kalian yang masih bingung mau ngambil apa, atau mau cari aman yang menjamin bisa banget jurusan ilmu perpustakaan jadi list kamu, yuk cari tahu lagi informasi-informasi mengenai ilmu perpustakaan, jangan dengerin kata orang ngegosip ya! Mereka gak kenal siapa ilpus. Be smart guyssss. 

Terimakacii udah nyempetin baca tulisan yang gak masuk sama judul ataupun yang enggak enggak lainnya. Makaciii banyakkk acu doain kalian yang ambil ilpus unpad bisa lulus ya!!!!! aamiin. oiyaaa, kalo ada yang mau nanya-nanya seputar perkuliahan dan seputar acu (ea pen bgt ditanya) bisa langsung komen aja yaaaa, insyaallah kalo ada kesempatan dan gak lupa sama blog ini acu akan balesin semaksimal mungkin hihihihihihi. ciaoooooo